Ket foto: SEMANGAT BARU: Para siswa dan guru MTs Nurul Jadid Randuboto Sidayu saat memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM). (Telisik Hati)
GRESIK, (Bumi Nusantara News) – Setelah hampir satu tahun belajar di rumah akibat pandemi, keluarga besar MTs Nurul Jadid Randuboto, mulai dari guru, pegawai sekolah, terlebih para siswa menyambut penuh suka cita dimulainya Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Plh Kepala Mts Nurul Jadid, Andhi Sulandra menyatakan, dalam teknis pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang paling utama adalah penerapan protokol kesehatan ketat.
“Kita sudah persiapkan jauh-jauh hari untuk menghadapi proses belajar tatap muka. Mulai membuat wastafel tempat cuci tangan, hingga menyiapkan kelas sesuai aturan, misalnya pembatasan siswa dalam satu ruangan,” ungkapnya, Senin (19/4/2021).

Tak berhenti di situ, lanjut Andhi, para guru juga dituntut untuk terus memberikan edukasi kepada siswa pentingnya protokol kesehatan. Minimal penerapan 3M (Memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun).
Karena baru awal, dirinya menyatakan budaya baru (New Normal) saat pandemi ini harus terus dilaksanakan baik di luar kelas maupun saat belajar mengajar.
“Setidaknya, sampai saat ini tidak sulit untuk menerapkannya. Apalagi ini budaya baru yang harus dilaksanakan oleh seluruh siswa dan guru,” tambahnya menanggapi hari pertama pembelajaran tatap muka di Gresik.
Sementara, para siswa MTs Nurul Jadid Desa Randuboto Kecamatan Sidayu ini terlihat begitu antusias bisa masuk ke sekolah lagi. Mereka memakai seragam lengkap dengan kopiah hitam ditambah dasi untuk para siswa. Sedangkan, para siswi memakai seragam biru putih lengkap dengan jilbab warna putih.

Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, siswa diwajibkan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta diukur suhu tubuh melalui thermo gun. Bahkan, kursi tempat duduk siswa serta pembagian kelas dibatasi separuh dari kapasitas ruangan.
Salah satu siswa, Nur Mazayati Khurun’in mengaku senang akhirnya bisa kembali bersekolah dan bisa berinteraksi dengan para guru serta teman sebayanya. Momen ini yang paling ditunggu-tunggu.
“Akhirnyai bisa kembali masuk sekolah. Senang sekali, karena hampir setahun sekolah dari rumah, seragam pun baru, karena yang lama sudah tidak muat,” katanya sembari tersenyum riang.
Untuk belajar tatap muka kali ini, dikatakan Khurin berbeda dengan sebelumnya, karena harus menerapkan protokol kesehatan ketat serta diawasi oleh para guru.
Dirinya bersyukur bisa kembali bersekolah. Menurutnya, pembelajaran daring kurang efektif. Banyak materi yang disampaikan guru tidak bisa dimengerti secara langsung oleh siswa.
“Tentu berbeda. Intinya kami senang akhirnya bisa sekolah kembali, meskipun tetap dengan menerapkan protokol kesehatan ketat seperti ini,” ungkapnya lagi-lagi dengan wajah berseri-seri. (Didik Hendri Telisik Hati)