TUKANG BECAK DAPAT RUMAH: NH Zakatkita Gresik saat merobohkan rumah Pak Santoso dan Ibu Sunariyah dan dibangun kembali menjadi lebih baik, aman, sehat dan bermartabat. (Telisik Hati)
GRESIK, (Bumi Nusantara News) – Sunariyah tak mampu lagi menahan air matanya. Tangis pun pecah saking bahagianya mendapatkan hadiah rumah yang diimpikannya selama bertahun-tahun. Istri seorang tukang becak bernama Santoso ini sama sekali tak menyangka jika mendapatkan rezeki rumah dari Yayasan Nurul Hayat (NH) Zakatkita.
“Sungguh saya tidak menyangka, tiba-tiba relawan NH Zakatkita Gresik-Lamongan memberikan bantuan bedah rumah. Terima kasih Ya Allah, Terima kasih NH Zakatkita,” ungkap Sunariyah dengan wajah bahagia bercampur haru, Rabu (8/9/2021).
Kepala Cabang NH Zakatkita Gresik-Lamongan M. Robby Amrizal mengatakan, NH Zakatkita memang telah berbagi kebaikan kepada keluarga Pak Santoso, dengan memberikan bantuan berupa bedah rumah. Rumah tukang becak ini telah dirobohkan dan dibangun kembali, agar lebih baik, sehat, aman dan bermartabat.
“Harapannya dengan rumah yang baru ini, semoga Pak Santoso selalu ingat Allah SWT, di usianya yang semakin tua. Ibadah dan bekerjanya juga harus tambah semangat,” tandas Amrizal didampingi Koordinator Staf Layanan Sosial NH Zakatkita Gresik-Lamongan, Sholihul Amin.
Sementara Sudarman selaku Kepala Desa menyampaikan ribuan terima kasih kepada NH Zakatkita yang sudah berbagi rumah layak huni bagi warganya yang kurang mampu.
Pak Santoso merupakan salah satu warga miskin di Desa Jombangdelik Kecamatan Balongpanggang. Sejak puluhan tahun ia bekerja sebagai tukang becak hingga saat ini. Tempat mangkalnya di kota Surabaya. Ia rela dan ikhlas tidur di atas becak agar bisa mengumpulkan rezeki yang ia bawa pulang seminggu sekali.
Pak Santoso tinggal bersama istri di rumah yang masih berlantai tanah liat. Tidak ada kamar tidur, kamar mandi dan MCK. Berdinding plastik dan bangunannya sudah banyak yang keropos.
“Bedah rumah ini dikerjakan selama dua pekan. Dibangun dengan dinding full bata putih, beratap spandek dan berlantai plester. Selain itu juga diawasi oleh relawan lokal, agar dapat dipantau dan sesuai target,” imbuh Amin yang tampak terbawa suasana turut sedih melihat kondisi keluarga Pak Santoso, yang puluhan tahun bekerja sebagai tukang becak. (Didik Hendri Telisik Hati/ Sholihul Amin NH Zakatkita)