TINDAKAN TEGAS SANG BUPATI: Gagal penuhi target, Gus Yani lakukan audit penyertaan modal Perumda Giri Tirta APBD tahun 2019 sebesar Rp 25 miliar. (Telisik Hati)
GRESIK, (Bumi Nusantara News) – Banyaknya keluhan dari masyarakat terkait distribusi air Perumda Giri Tirta, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani langsung melakukan langkah tegas. Perumda Giri Tirta sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dicap gagal memenuhi target distribusi air bersih kepada masyarakat.
Bupati milenial ini langsung melakukan audit penyertaan modal Perumda Giri Tirta APBD tahun 2019 sebesar Rp 25 miliar.
Orang nomor satu di Kabupaten Gresik ini datang bersama Badan Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD), Inspektorat, Kabag Hukum. Rapat digelar tertutup selama lebih dari dua jam di kantor Perumda Giri Tirta, Jumat (17/9/2021) sore.
“Karena melihat kondisi Perumda Giri Tirta menjadi sorotan masyarakat. Dari segi pelayanan hampir setiap hari ada pengaduan tidak keluarnya air. Kami duduk bersama mengevaluasi Perumda Giri Tirta. Hasil keputusan kita lakukan dua hal. Yaitu audit, baik audit teknik, audit keuangan. Kami ingin tahu karena ada penyertaan modal DPRD tahun 2019 sebesar Rp 25 miliar tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Ini menjadi catatan,” paparnya.
Anggaran pernyertaan modal Perumda Giri Tirta tahun 2019 tidak sesuai perencanaan. Perumda Giri Tirta tidak bisa melaksanakan perencanaan yang harus dilakukan.
Lebih lanjut, Gus Yani sapaan akrab Fandi Akhmad Yani menuturkan kondisi Perumda Giri Tirta tidak bisa melaksanakan target pendistribusian air bersih.
“Ini menjadi lepas target dari awal berdirinya BUMD Perumda Giri Tirta. Ya jelas evaluasi dari tidak sesuainya perencanaan. Maka Perumda Giri Tirta gagal dalam melaksanakan tugas sebagai BUMD. Kita lakukan audit baik teknik dan keuangan dalam rangka untuk mitigasi kerugian selanjutnya agar tidak terjadi,” tegasnya.
Sementara itu, Dirut Perumda Giri Tirta, Siti Aminatus Zariyah mengatakan dalam pekan ini memang ada kebocoran pipa menyebabkan air tidak keluar. Kejadiannya beruntun.
“Untuk Rp 25 miliar masih kita laksanakan dari Balongpanggang ke Kedungrukem, juga ada di booster Giri 1, proses lelang Giri sampai Mayjend Sungkono. Sebenarnya kita sesuai perencanaan tapi belum kita laksanakan. Sehingga yang bisa tercorver di tahun 2020 yang sudah kita operasionalkan cuman ada di Balongpanggang sampai ke Kedungrukem yang lain masih proses akad lelang, insya allah di tahun 2021 anggaran kita habiskan sesuai dengan LO atau rekomendasi dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan),” kilahnya. (Didik Hendri Telisik Hati)