GRESIK RUKUN & DAMAI: Kemenag dan Formagam serta sejumlah tokoh agama Gresik saat menggelar Deklarasi Moderasi Beragama. (Telisik Hati)
BUMINUSANTARANEWS.COM – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gresik bersama Forum Masyarakat Gresik Pecinta Keberagaman (Formagam) serta sejumlah tokoh agama menggelar deklarasi dan penandatanganan komitmen moderasi beragama. Kegiatan juga diisi dialog lintas agama dari berbagai kalangan masyarakat dan profesi bertajuk “Revitalisasi Peran Aktif Tokoh Agama dan Masyarakat dalam Mewujudkan Gresik yang Rukun dan Damai”.
Penandatanganan moderasi beragama dilakukan Kepala Kantor Kemenag Gresik Firdaus Markus, Kanwil Kemenag Jawa Timur (Kepala Balai Diklat Keagamaan Denpasar) KH Muhammad Toha Caraka Nusa, Ketua PCNU Gresik KH. Chusnan Ali, Ketua PD Muhammadiyah Gresik Taufiqulloh Ahmady, Ketua PC GP Ansor Gresik Abdul Rokhim, Ketua Formagam Djoko Pratomo, serta sejumlah tokoh agama lainnya.
Penandatanganan dan Deklarasi Moderasi Beragama disaksikan Asisten Administrasi Umum Setda Pemkab Gresik Abu Hassan dan undangan di Ruang Grahita Eka Praja Kantor Bupati Gresik, Rabu (6/10/2021).
Abu Hassan menyampaikan pentingnya membangun kerukunan baik antar sesama maupun lintas agama. Sebab menurutnya, kerukunan merupakan kunci keharmonisan dari seluruh lapisan masyarakat Gresik. Pemkab Gresik berharap para tokoh lintas agama bisa menjadi pelopor moderasi beragama dan teladan dalam penanganan pandemi Covid-19.
Sementara itu, Kepala Kemenag Gresik Firdaus Markus menyebut toleransi sangat penting untuk menjaga agar kehidupan umat lintas beragama senantiasa rukun, damai, dan hidup berdampingan. Semua harus menciptakan suasana kerukunan, harmoni yang bagus dari semua komponen bangsa. Ini menjadi salah satu kepentingan pemerintah untuk mewujudkannya.
”Wilayah Kabupaten Gresik yang terbuka, penghuninya juga beragam etnis, hampir semua agama ada pemeluknya di sini, sehingga kita perlu untuk lebih sering menggelar komunikasi dengan harapan tata kehidupan didalam masyarakat semakin erat dan nyaris tanpa konflik,” jelas Markus.
Di tempat yang sama, KH Muhammad Toha Caraka Nusa dari Kanwil Kemenag Jatim yang kini menjabat sebagai Kepala Balai Diklat Keagamaan Denpasar menegaskan, moderasi beragama ini sangat penting, bahkan di dalam menyusun NKRI itu dilandasi semangat menjalankan agama.
“Pangeran Diponegoro memberontak pada penjajah, Marta Tiyahahu melakukan perlawanan kepada penjajah, karena dilandasi semangat dalam menjalankan agamanya, dalam menyusun UUD 1945 juga demikian. Maka kalau saat ini ada segelintir orang yang ingin memisahkan agama dari negara, berarti tidak pernah belajar sejarah,” beber Toha penuh semangat.
Hal senada juga disampaikan Ketua Formagam (Forum Masyarakat Gresik Pecinta Keberagaman) Djoko Pratomo. Pihaknya memberikan apresiasi kepada Kemenag Gresik serta seluruh tokoh lintas agama yang guyub rukun mewujudkan Gresik damai.
“Agama bukanlah penghalang persaudaraan, juga bukan pula sebagai alat penebar kebencian dan permusuhan. Kita semua bersaudara,” tandas Djoko yang dikenal sebagai Bapak Keberagaman Gresik ini. (Didik Hendri Telisik Hati)