Penulis📚 Syafik Hoo/Telisik Hati
BN News.com – Tradisi nyekar di wilayah kecamatan Dukun, baik menjelang puasa Ramadan hingga menjelang Idulfitri menjadi berkah bagi penjual kembang, khususnya kembang boreh Dusun Langkir Dukuhkembar Dukun.
Menjelang Idulfitri 1444 Hijriah, penjual kembang boreh kembali bermunculan lebih banyak di pasar tradisional dan di beberapa tepi trotoar serta di depan tempat pemakaman umum di wilayah Kabupaten Gresik. Bahkan ada di beberapa kecamatan, khususnya di wilayah Pantura. Misalnya di Ngawen Sidayu, utara Kecamatan Dukun dan Ujungpangkah serta di wilayah Panceng tepatnya di Desa Dalegan Mulyorejo.
Jualan Kembang boreh, bagi warga Dusun Langkir Dukuhkembar menjadi berkah tersendiri karena menjelang Idul Fitri warga masyarakatnya hampir berjualan kembang boreh. Kembang boreh sendiri adalah campuran dari sejumlah kembang seperti mawar, melati, kantil, kenanga dan daun pandan yang dibungkus daun pisang dan diolesi minyak wangi. Kembang boreh digunakan warga untuk melakukan nyekar (ziarah) makam atau ziarah leluhur, khususnya menjelang Idul Fitri setiap tahun dan sudah menjadi tradisi turun temurun.
Tidak hanya itu, kembang boreh juga biasa digunakan untuk acara hajat keluarga. Hal itu menjadi mata pencaharian musiman bagi sejumlah warga Langkir untuk menjual kembang boreh sebut saja Ibu Niatin.
“Saya selalu jualan kembang boreh setiap menjelang Idulfitri, H-3 kembangnya diperoleh dari pohon kenongo yang tumbuh di desa setempat milik warga sekitar,” ujarnya.
“Alhamdulillah jualan ini bisa juga sebagai tambahan income pendapatan ekonomi keluarga untuk persiapan hari raya Idul Fitri,” imbuh Niatin warga dusun langkir Desa Dukuhkembar Kecamatan Dukun yang jualan kembang boreh di wilayah Kecamatan Sidayu, Kamis (19/4/2023).
Harga satu bungkus kembang boreh bervariasi ada yang harganya Rp3.000,00. 5.000,00 dan Rp10.000,00 dapat tiga bungkus kembang boreh.
“Biasanya warga membeli lebih satu bungkus, mungkin keluarganya yang sudah meninggal ada beberapa yang perlu diberi kembang boreh di atas pusara makam. Alhamdulillah, ini berkah bagi kami,” kata Ana, penjual kembang boreh lainnya.
“Saya yakin tetap ada yang butuh kembang boreh untuk keperluan nyekar. Ini lumayan ramai,” tambahnya. (Syafik Hoo/Telisik Hati)