Penulis📚 Syafik Hoo/Telisik Hati
BN News.com – Bertempat di Musholla Hidayatullah Ponpes Hidayatullah Tegalrejo Tebuwung Dukun Gresik, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Ranting Tebuwung Dukun Gelar Majelis Dzikir Shalawat Rijalul Ansor (MDSRA) dan Ngaji Kebangsaan. Kegiatan tersebut melibatkan seluruh anggota GP Ansor, Banser dan RA Rijalul Ansor Ranting Tebuwung. Puluhan kader NU ini mengikuti kegiatan tersebut penuh khidmah sampai acara selesai, Jumat (17/11/2023).
Diawali dengan acara MDSRA, yakni pembacaan Washilah kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW dan dilanjutkan dengan beberapa rangkaian seperti : menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars GP Ansor, Shubbanul Wathan, Mars Banser dan Rijalul Ansor.
Ahmad Thoyyib Shofi Ketua Pimpinan GP Ansor Tebuwung mengatakan, Alhamdulillah kita tetap bisa Istiqomah rutin menggelar MDS RA ini berkat kekompakan seluruh anggota GP Ansor hal ini sebagai modal untuk ngurip nguripi NU yang berpegang teguh pada Aqidah Ahlussunah Waljamaah Annahdliyah.
“Pada prinsipnya dan kata kunci kegiatan ini adalah kekompakan anggota dan saling mengisi serta masukan informasi untuk ditindaklanjuti,” katanya.
Gus Yopi biasa disapa menambahkan, malam ini MDS RA spesial diisi dengan Ngaji Kebangsaan ini bertujuan untuk menambah wawasan keilmuan bagi anggota dalam khidmah kepada Ansor dan NU. “Semoga selalu membersamai kepada sahabat GP Ansor Tebuwung,” jelas Gus Yopi.
Ngaji kebangsaan tersebut mengusung tema “Nilai-nilai Perjuangan dalam Mewujudkan Kader Berkarakter Kebangsaan” dengan menghadirkan Narasumber, yakni Agus H. Muhammad Najib M.Pd.I, Dosen Universitas Qomaruddin (UQ) Bungah Gresik.
Dalam sesi Ngaji Kebangsaan ini, ia mengajak kepada seluruh sahabat GP Ansor untuk mengetahui dan memahami akan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, terutama sejarah perang 10 November di Surabaya yang dilakukan oleh Kiai dan santri.
“Banyak yang tidak diketahui oleh publik saat terjadi perang di Surabaya. Banyak kejadian tidak masuk akal, tetapi hal itu terjadi nyata. Misalnya ketika Yai Abbas sebagai Panglima pasukan perang 10 November atas perintah Mbah Hasyim Asy’ari dengan kesaktiannya Beliau menunjuk dengan jari tangannya ke pesawat tempur penjajah, dan seketika itu pesawat hilang alias lenyap,” dan kejadian yang lain tidak masuk akal terjadi di tempat peperangan,” jelasnya.
Lebih lanjut Gus Najib menambahkan, GP Ansor menjadi garda terdepan dalam membentengi aliran-aliran yang tidak benar alias sesat, maka penguatan karakter Pemuda Ansor ini harus terjaga kuat doktrin yang masif terhadap Aswaja Annahdliyah. Sekarang kita tidak perang secara fisik dengan mengangkat senjata seperti dulu, akan tetapi perang melalui pemikiran budaya dan doktrinisasi.
“Harapan dari Ngaji Kebangsaan ini adalah Pemuda Ansor harus selalu update dalam membaca situasi informasi dan selalu menambah wawasan keilmuan serta satu komando dalam mengapgrid program wawasan kebangsaan GP Ansor, karena ini bagian Ghirrah kepada NU dan NKRI,” tutup Gus Najib. (Syafik Hoo/Telisik Hati)