Penulis📰✍️ Nur Fakih
BN News – Apa pertanda sekolah bermutu? Jumlah siswanya banyak? Setiap PPDB selalu terjadi waiting list? Siswanya merebut juara OSN? Banyak meraih tropy pada lomba lomba akademik dan non akademik? Atau sekolah yang berbiaya tinggi? Atau sekolah yang banyak inovasi, kreasi, efektif dan menyenangkan? Atau sekolah yang guru dan stafnya bergaji di atas atau setingkat atau satu digit di bawah UMK? Dan atau bergedung megah, ruangannya ber-AC?
Katakan semuanya itu dimiliki oleh sebuah lembaga pendidikan, untuk menyebut sekolah bermutu membutuhkan syarat yang lebih banyak lagi yang menjadi indikator akumulatif.Contohnyaapakah di sekolah ada gerakan literasi yang mendorong siswa cinta baca tulis, cinta bertutur, cinta berdiskusi, cinta asah otak dan apakah ruang perpustakaannya lebih ramai dikunjungi siswa dari pada kantin, oulet jajanan sekolah?
Dan tentu untuk menyebut sekolah bermutu bisa dilihat dari out put dan out comes sekolah. Bisakah anak-anak lulusan sebuah SD bersaing dengan lulusan sekolah lain saat sudah duduk di jenjang MTs/SMP.? Tentu sangat disayangkan jika disebut sekolah bermutu tetapi saat siswanya di sekolah lanjutan kualitasnya tidak lebih baik dari sekolah-sekolah yang selalu keep silent tetapi sebagian besar lulusannya memiliki kualitas yang rancak.
Di Gresik ada sekolah SD Nurul Islah, yang sejak awal berdiri dibrancang untuk menjadi sekolah menengah atas atau selevel dengan SD NU 1, Terate, Gresik. Awalnya diberi nama SD NU 2, tetapi perkembangannya seperti anak stunting. Dibranding terus menerus dengan tagline sekolah Bertaraf SD NU Terate, Gresik, tetapi bertarif sedikit lebih terjangkau. Atau dalam bahasa kuliner “Rasa Bintang Lima Harga Kaki Lima, namun tetap saja seperti katak dalam tempurung yang sedang merindukan bulan.
Nama SD NU 2 tidak mendatangkan hoky yang baik, akhirnya berganti menjadi SD Nurul Islah, sebuah nama masjid sekaligus nama yayasan dan nama KB/TK yang terletak di Jl.dr Wahidin. Adalah sebuah tradisi Jawa selalu mengganti nama anak jika sering sakit-sakiten. Dan memang setelah bergannti nama, SD Nurul Islah berkembang pesat, merooket menukik ke jantung hati masyarakat. Dalam waktu singkat banyak ruang kelas yang semula kosong setiap PPDB kini wali murid kesemsem dengan SD Nurul Islah. Meski belum menyalip sekolah sekolah favorit di Gresik seperti SD Iradah, SD Muhammadiyah GKB dan SD Muhammadiyah Manyar atau dengan seniornya SD NU 1 Terate, tetapi nama SD Nurul Islah semakin trending.
Meski lokasinya di perkampungan padat, membuat sekolah ini gampang diucap sulit dicari.Tetapi bagi para pencari cinta, cinta apa saja, semakin terkucil semakin asyik diburu. Demikian juga dengan pecinta sekolah yang terletak di desa Randuagung, Gresik ini. Orang pun memburunya meski terletak di tengah perkampungan padat penduduk.
Di sekolah yang sudah meluluskan sembilan angkatan ini, ruang- ruang kelas dibangun untuk memenuhi jumlah pendaftar yang setiap tahun terus bertambah, bahkan untuk setiap PPDB selalu terjadi daftar tunggu. Prestasi yang tidak pernah dicapai oleh sekolah di bawahh bendera LP Ma’arif NU Gresik.
Pertanyaan kritisnya, mengapa SD Nurul Islam bisa berkembang cepat?
Ada beberapa faktor yang bisa disebutkan sebagai berikut;
Pertama, kepala sekolahnya visioner, berwibawah dapat menjadi tauladan, sekaligus menjadi motivator, mampu menjaga ritme kerja yang dinamis, disiplin dan memiliki komitmen tinggi serta leadership yang mumpuni dan kepercayaan, truth di lingkungan warga sekolah.
Kedua, mayoritas tenaga penddidik dan kependidikannya mampu memberi layanan yang excellent dan mereka adalah para tenaga muda yang terseleksi. Ketiga dukungan pengurus yayasan dan stakeholders yang solid.
Keempat mampu mengkreasikan pembelajaran dengan penuh inovasi, kreatif efektif dan menyenangkan. Dan kelima sekolah ini memiliki keunggulan komparatif yang berbasis pada ilmu ilmu agama maupun ilmu-ilmu sekuler.
Sekolah sekolah unggulan selalu diburu wali murid yang tidak pernah mundur karena berbiaya tinggi, otomatis inputnya adalah siswa siswa yang sehat jasmani dan rohani. Dengan input yang baik membuat guru tidak menemukan hambatan berarti dalam kegiatan belajar mengajarnya.
Namun kondisi seperti ini membuat guru sering melupakan hasil tes psikologi anak yang memiliki kecerdasan, bakat dan minat berbeda. Kebiasaan anak anak yang unggul selalu diunggulkan, anak anak yang tidak diunggulkan tidak dipahamkan sampai paham, meskipun mereka mempunyai hak yang sama untuk mendapat perlakuan yang sama.
Prof Dr. KH Asep Saefuddiin Chalim, Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah tidak pernah berhenti berpesan kepada guru dan siswannya,”Guru guru wajib mengajari siswanya sampai paham jangan pindah bab jika ada anak yang tidak paham dan anak anak wajib bertanya jika ada pelajaran yang tidak dipahami.”
Maka bukan hanya kaget bin terkejut saat seorang walmur diberitahu bahwa anaknya sampai kelas akhir tidak tahu apa-apa dan tidak mengerti apa apa tentang kerja tim maupun pelajaran yang diberikan guru.
“Namun saya tetap bangga anak saya bisa lulus di SD Nurul Islah dengan selamat, bukankah Thomas Alfa Edison, Einsten, Ibnu Hajar dan tokoh tokoh besar lainnnya banyak mengalami hal yang sama seperti anak saya dan untungnya anak saya tidak di DO seperti Edison, ” katanya bangga. (Penulis adalah pemerhati pendidikan, Sekretaris Dewan Pendidikan Gtesik periode 2003-2018)
.