Penulis📰✍️ Didik Hendri Telisik Hati
BN News – Suasana penuh haru dan bahagia dengan mata yang berkaca-kaca hingga mengaliri pipi mewarnai pelataran di sudut Utara Terminal Gubernur Suryo, Gresik, Jawa Timur, pada Senin (17/6/2024) pagi. Sekitar 50 umat Muslim yang tinggal di kawasan terminal kota di Jalan Gubernur Suryo itu dengan khusuk mengikuti sholat Idul Adha 1445 H/2024.
Mereka merupakan sebagian dari 49 keluarga anak jalanan (anjal) yang tinggal di bekas toko tak berpenghuni, yang pekerjaan utamanya adalah mengamen dan mengemis. Sebagian besar mereka merupakan warga pendatang dari beberapa daerah, di antaranya Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Probolinggo, juga Lumajang yang telah puluhan tahun tinggal di kawasan kumuh tersebut.
Atas inisiasi salah seorang pegiat sosial, sholat Idul Adha tahun ini terselenggara di kawasan yang berdampingan dengan Pasar Baru Gresik ini. Di sekitar area sholat, berjejer kandang ayam yang menyembulkan bau menyengat serta berserakan benda-benda tak terpakai oleh pemiliknya. Lewat panitia kecil yang terdiri atas beberapa orang, seusai sholat dan khutbah, mereka bersama-sama menyembelih 4 ekor kambing sumbangan 2 lembaga sosial: Nurul Hayat dan Al Azhar. Tak hanya itu, puluhan keluarga anjal juga mendapat bingkisan berupa beras 5 kilogram.
Bagi mereka, sholat Id dan menyembelih hewan kurban pagi itu baru kali pertama sejak puluhan tahun tinggal di area terminal itu. Karena itu, suasana haru, bahagia bercampur dengan lelehan air mata tak bisa dihindari. Selama ini, jika momentum Idul Adha tiba, biasanya mereka keliling dari masjid ke masjid atau musholla, meminta dan berharap belas kasihan panitia agar mereka mendapatkan daging kurban. Tetapi, kali ini tidak, mereka bisa terlibat langsung dalam seluruh rangkaian menyembelihan hewan kurban.
”Alhamdulillah, saya tinggal di dalam terminal ini lebih dari 25 tahun, dan baru kali ini diadakan sholat Idul Adha, juga ada pemotongan hewan kurban. Sholat Idul Fitri juga belum pernah ada. Saya benar-benar sangat senang dan bahagia, pengin nangis namun tidak bisa, keseseken. Kepada yang mengirim hewan kurban dan beras, kami doakan semua hajatnya terkabul,” ujar Joko Pujo Mulyono (60) warga asal Tuban dengan 5 anak dan 5 cucu ini, Senin (17/6/2024), dengan mata berkaca-kaca karena air mata kebahagiaan.
Selain daging kurban, warga anjal juga menerima bingkisa beras 5 kg.
Koordinator pembimbing pada anak jalanan terminal Gubernur Suryo, Ustadzah Iin Budiyanti mengaku gembira. Pasalnya, kegiatan tanpa perencanaan dan hanya kurang sehari digagas, bisa terlaksana dengan lancar dan penuh kejutan.
”Saya diberi tahu dan diajak berunding untuk mengadakan sholat Idul Adha serta pemotongan hewan kurban itu cuma H-1, itu pun sudah tengah hari. Namun berkat kordinasi di bawah bimbingan inisiator kegiatan, Ustad Hartoko, dan hubungan baik dengan beberapa pihak, akhirnya kegiatan ini bisa berjalan dengan sukses. Ada 4 kambing kurban dan beras 300 kg untuk warga anjal (anak jalanan) di sini,” ujar Ustadzah Iin.
Ustadz Sholikhul Amin, Kepala Nurul Hayat Kabupaten Gresik, mengaku, begitu mendapat info dan diajak koordinasi dalam waktu yang mepet, yakni H-1 (Minggu, 16/6/2024), tak menawar ia menyatakan mendukung kegiatan mulia tersebut. Padahal, saat itu, pihaknya belum memberikan jawaban pasti terkait hewan kurban yang akan disalurkan kepada keluarga anjal.
”Ternyata, begitu saya menyatakan siap mendukung dan koordinasi kiri-kanan, pada Subuh, dua jam menjelang pelaksanaan sholat Idul Adha, kami bisa siapkan 3 kambing kurban, dari rencana yang cuma 1 ekor kambing saj,” jelas Amin penuh kejutan.
Sementara dari LAZ Al Azhar Surabaya juga memberikan 1 ekor kambing kurban untuk keluarga besar anjal Terminal Gubernur Suryo Gresik ini. ”Bagi kami, karena kegiatan ini sejalan dengan visi dan misi kami, makanya kami ikut berpartisipasi dengan mengirim 1 ekor kambing. Semoga ke depan bisa memberikan nilai manfaat yang lebih besar lagi,” ujar Widyatanti, perwakilan Al Azhar, yang ikut menyaksikan prosesi pemotongan hewan kurban.
Sementara 1 orang lagi hamba Allah yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, mengirimkan beras kualitas bagus sebanyak 3 kwintal (300 kg). Ia mengaku tertarik berpartisipasi dalam aksi sosial ini karena sasaran target memang riil warga yang secara ekonomi tergolong susah.
Bertindak selalu imam sholat Idul Adha di pelataran terminal yang berdampingan dengan deretan kandang ayam dengan bau cukup menyengat itu adalah Ustadz Hartoko dengan khotib (penyampai khotbah) Ustadz Ali Sugiarto yang juga pengurus MUI Kecamatan Kebomas, Gresik. (Didik Hendri Telisik Hati)