Penulis📰✍️ Didik Hendri Telisik Hati
BN News – PT PLN (Persero) UID Jawa Timur sukses melanjutkan akuisisi beban listrik PT Petrokimia Gresik dengan kapasitas 11,4 Mega Watt (MW) pada tanggal 20 Agustus 2024. Melalui penandatanganan Kerja Sama antara PT PLN (Persero) UID Jawa Timur dengan PT Petrokimia Gresik tersebut, telah disepakati kerjasama lanjutan untuk pengalihan listrik mandiri Konsumen Tegangan Tinggi PT Petrokimia Gresik hingga akhir tahun 2026 mendatang.
Senior Manager Niaga, Martindar Jalu Respati menjelaskan bahwa langkah ini merupakan kelanjutan kerjasama PLN dan Petrokimia pada program Incentive Captive Power Acquisition atau akuisisi beban listrik yang telah berjalan sejak tahun 2021. “Melalui layanan Captive Power Acquisition, PT Petrokimia akan kembali mendapatkan insentif tarif listrik sekaligus keandalan pasokan Listrik secara penuh dari PLN terlebih dengan kondisi surplus daya di Jawa Timur. Program Captive Power Acquisition ini sekaligus sebagai solusi dari PLN dalam mendukung sektor industri untuk semakin mengoptimalkan produktifitas dan efisiensi biaya produksi sehingga pelaku usaha bisa kian fokus dalam mengelola bisnisnya dan mampu meningkatkan daya saing industri,”imbuhnya.
SVP Perencanaan dan Pengendalian Pemeliharaan PT Petrokimia Gresik, Iwan Febrianto, menyatakan kerja sama ini merupakan salah satu wujud sinergi nyata antar BUMN, dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur secara khusus bagi Petrokimia yang memproduksi pupuk dalam turut mendukung ketahanan pangan nasional. “PT Petrokimia sangat puas dengan pelayanan dari PLN dan menjadi semakin yakin untuk terus mempercayakan kebutuhan pasokan tenaga listrik dalam operasional industri kepada PLN sehingga terus mendukung peningkatan efisiensi dan competitive advantage,”ungkap Iwan mengapresiasi.
Dalam kesempatan yang sama, PT Smelting sebuah perusahaan peleburan logam yang berlokasi di jalan Raya Roomo, Kabupaten Gresik, juga turut menyatakan komitmennya dalam penggunaan energi hijau melalui pembelian Renewable Energy Certificate (REC) selama dua tahun hingga tahun 2026. Environment Administration Section Manager, M. Imam Muchsoni menyatakan pembelian REC PLN ini sebagai wujud nyata komitmen PT Smelting untuk berperan aktif mengurangi emisi gas rumah kaca sesuai Green House Gas Protocol Scope 2. “Kebutuhan REC ini telah dilayani dengan baik dan cepat oleh PLN UP3 Gresik, dengan pembeliaan REC 100% dari pemakaian tenaga listrik bulanan dari pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) PLTA Cirata (1.008 MW),”terangnya.
Renewable Energy Certificate (REC) sendiri merupakan produk layanan PLN bagi pelanggan dalam memudahkan seluruh pelanggan yang membutuhkan pengakuan atas penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) secara transparan, akuntabel dan diakui secara internasional. Setiap sertifikat REC merepresentasikan pemakaian energi listrik per MWh yang digunakan oleh pelanggan telah berasal dari pembangkit listrik non fossil atau EBT.
REC PLN ini diterbitkan melalui sistem tracking elektronik bekerjasama dengan APC-TIGRs yang telah diakui standar internasional. APX Inc. merupkana perusahaan penyedia platform terintegrasi untuk mengakomodir pasar energi dan lingkungan, sedangkan Tradable Instrument for Global Renewables (TIGR) merupakan tracking system atas REC yang diterbitkan dimana setiap sertifikat dilengkapi dengan Serial Number.
“REC sebagai solusi dari PLN untuk mendorong penggunaan energi bersih dengan cara yang praktis, cepat dan akuntabel, yang dapat dimanfaatkan oleh pelanggan PLN,” kata Andi Seno selaku MUP3 Gresik. Ditambahkan bahwa REC yang diterbitkan tidak dapat dibeli atau dipindahtangankan ke pihak lain karena sudah terverifikasi untuk memenuhi standar internasional.
Saat ini telah ada lebih dari 300 Corporate Buyers yang sudah mempercayakan kebutuhan pengurangan emisi karbon dari penggunaan listriknya melalui REC PLN. Dengan meningkatnya antusiasme para pelaku usaha akan produk REC PLN, menunjukkan komitmen bersama dalam mengembangkan kapasitas pembangkit EBT di Indonesia guna mencapai target nasional energi terbarukan sebesar 2% pada tahun 2025. (Didik Hendri Telisik Hati)