Penulis📰✍️ Didik Hendri Telisik Hati
GRESIK, BN News – Tidak kurang dari seribu warga dari tiga desa (Watuagung, Tajungwidoro, dan Kramat) Pulau Mengare, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik menggelar aksi demo di depan Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI), Kawasan Ekonomi Khusus – Java Integrated Industrial & Port Estate (KEK JIIPE), Manyar, Selasa (15/10/2024).
Para pendemo yang tinggal di kawasan ring satu KEK JIIPE ini tampak berorasi sembari membentangkan spanduk bertuliskan ‘Buat apa dibangun pabrik pengolah emas, kalo kita tetap susah beli beras !!!’. Tampak pula petugas keamanan dan aparat TNI-Polri berjaga di sekitar lokasi demo.
Korlap aksi demo Abdul Amin mengatakan, aksi demo ini dilakukan sebagai bentuk ketidakpuasan atas penyerapan tenaga kerja bagi warga Mengare Komplek di Smelter PTFI yang dinilai jauh dari kesepakatan awal sebesar 60 persen warga lokal.
“Kami ingin menyampaikan aspirasi terkait ketenagakerjaan yang pernah dijanjikan oleh pihak kawasan (KEK JIIPE). Janji 60 persen penyerapan tenaga kerja sejauh ini belum terealisasi,” ungkap Amin.
Perwakilan warga yang lain Abdul Wahab Syahroni menyebut, pembangunan kawasan JIIPE sangat terdampak bagi warga Mengare Komplek yang keseharian bekerja sebagai nelayan dan petambak. Mereka yang terdampak sedianya diprioritaskan bekerja di Smelter PTFI yang sudah mulai beroperasi.
“Kami menuntut hak-hak kita sebagai warga Mengare disejahterakan terkait adanya PT Freeport ini. Sudah sepatutnya kami sebagai warga lokal terutama berada di ring satu, penyerapan tenaga kerjanya harus besar. Namun, sampai saat ini belum kami rasakan,” ujar Roni dengan suara lantang
Roni berharap, dengan adanya demo ini akan ada solusi melalui mediasi antara kedua belah pihak. Bahkan bila mediasi tidak tercapai, maka tidak menutup kemungkinan warga akan menggelar demo kembali dengan massa yang lebh banyak.
“Aspirasi sudah kami sampaikan ke PT Freeport. Jika nantinya tidak ada mediasi, maka kami akan datang lagi dengan membawa massa yang lebih besar lagi. Kita buktikan bahwasanya kita ini warga lokal yang kompak dan tidak mau hanya menjadi penonton dengan adanya perusahaan raksasa di Gresik ini,” tegasnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia (PTFI), Katri Krisnati menandaskan,
PTFI senantiasa mematuhi ketentuan dari Pemda Jatim dan Kabupaten Gresik mengenai prioritas tenaga kerja dari desa sekitar Smelter yang telah memenuhi kualifikasi dan spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.
“PTFI terbuka kepada setiap perusahaan lokal yang ingin bekerja sama dan berkontribusi dalam operasional Smelter dengan melewati proses kualifikasi, verifikasi, dan evaluasi,” terang Katri penuh bijak. (Didik Hendri Telisik Hati)