Penulis📰✍️ Didik Hendri Telisik Hati
Gresik, BN News – Puluhan hektar lahan sawah milik petani dan rumah-rumah warga di Kabupaten Gresik terendam banjir luapan sungai Bengawan Solo akibat intensitas hujan yang turun selama beberapa hari. Ratusan hektar sawah yang terendam banjir ini membentang di dua kecamatan, yakni Kecamatan Bungah dan Kecamatan Dukun.
Menariknya, sawah-sawah yang terendam Banjir tersebut justru menjadi wahana baru bagi anak-anak. Mereka bermain-main air banjir dengan riang gembira.
Pantauan di lokasi, ketinggian banjir luapan sungai Bengawan Solo yang menggenangi puluhan hektar sawah di Kecamatan Bungah ini menutupi tanaman padi milik para petani di tiga desa, yakni Desa Bungah, Sukowati, dan Desa Masangan.
Banjir luapan sungai Bengawan Solo ini terjadi sejak Kamis (23/1/2025). Ketinggian air yang masuk ke permukiman warga mencapai 50cm, sedangkan di areal persawahan mencapai 1 meter lebih. Meski ketinggian air naik turun, namun hingga kini banjir belum terlihat surut.
Warga Desa Bungah, Muhammad Hanif mengatakan bahwa banjir luapan sungai Bengawan Solo yang merendam areal persawahan terjadi sejak bulan Desember 2024. Kondisi itu membuat para petani gagal panen.
“Sawah milik petani sudah terendam banjir sejak bulan Desember sampai sekarang, tinggi air yang merendam sawah sekitar satu meter lebih. Akibatnya tanaman padi rusak dan petani gagal panen, bukan Januari ini petani gak bisa tanam padi,” ujarnya.
Menurutnya, selama kurun waktu beberapa hari belakangan ini, intensitas curah hujan cukup lebat. Sementara lokasi puluhan hektar sawah yang terendam banjir tersebut, memang dekat dengan aliran sungai Bengawan Solo.
“Puluhan hektar areal persawahan yang terendam banjir meliputi tiga desa, yakni Desa Bungah, Desa Sukowati, dan Desa Masangan. Kasihan para petani,” ucapnya.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik mencatat, ada dua desa yang terendam banjir luapan sungai Bengawan Solo dengan genangan air cukup tinggi, yakni Desa Madumulyo di Kecamatan Dukun, dan Desa Bungah di Kecamatan Bungah.
“Banjir di Desa Madumulyorejo merendam 24 rumah dengan ketinggian air 10-30 cm. Sementara di Desa Bungah merendam 20 rumah dengan ketinggian 10 – 30 cm, serta jalan lingkungan 10 – 30 cm dan jalan poros desa 10 – 60 cm,” kata Kepala BPBD Gresik Sukardi, Sabtu (25/1/2025).
Hingga kini BPBD Gresik terus melakukan pendataan termasuk lahan sawah milik para petani yang terendam banjir luapan sungai Bengawan Solo.
“Masih terus kita data,” pungkasnya terkait luas lahan arel persawahan di dua kecamatan yang terendam banjir luapan Sungai Bengawan Solo. (Didik Hendri Telisik Hati)