Penulis📰✍️ Didik Hendri Telisik Hati
Gresik, BN News – Kabupaten Gresik kembali menggelar Kontes Bandeng Kawak 2025, sebuah tradisi tahunan yang selalu dinanti menjelang Hari Raya Idulfitri. Acara ini akan berlangsung pada Rabu (26/03) pukul 19.30 WIB, dan bertempat di kawasan Bandar Grissee.
Sebagai bagian dari warisan budaya lokal, Kontes Bandeng Kawak menjadi ajang bergengsi bagi para petambak untuk memamerkan hasil budidaya bandeng terbaik mereka. Bandeng yang dikonteskan dikenal sebagai bandeng kawak, yakni bandeng berukuran besar dengan kualitas unggulan.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, menegaskan bahwa Kontes Bandeng Kawak bukan hanya sekadar perlombaan, tetapi juga bentuk apresiasi terhadap petambak yang telah berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan dan perekonomian daerah.
“Tradisi ini telah menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Gresik. Kami berharap kontes ini dapat semakin memotivasi para petambak untuk terus meningkatkan kualitas budidaya bandeng serta memperkuat daya saing sektor perikanan kita,” ujar Bupati Yani.
Selain itu, Bupati Yani juga mengajak seluruh masyarakat untuk hadir dan meramaikan acara ini.
“Saya mengundang seluruh masyarakat Gresik untuk datang dan menyaksikan kemeriahan Kontes Bandeng Kawak 2025. Mari bersama-sama melestarikan tradisi ini, mendukung para petambak lokal, serta menikmati berbagai hiburan yang telah disiapkan. Acara ini bukan hanya tentang kompetisi, tetapi juga kebersamaan dan kebanggaan akan budaya kita,” ajaknya.
Sementara itu, Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif, menambahkan bahwa Kontes Bandeng Kawak juga memiliki dampak positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Gresik.
“Selain menjadi kebanggaan masyarakat, acara ini juga mendukung geliat ekonomi lokal, mulai dari pelaku UMKM, pedagang pasar bandeng, hingga industri kuliner berbasis olahan bandeng. Kami mengajak seluruh masyarakat untuk hadir dan meramaikan acara ini,” tuturnya.
Dalam kompetisi ini, bandeng dengan ukuran dan kualitas terbaik akan dinilai oleh tim juri profesional. Tiga peserta dengan bandeng terbaik akan mendapatkan penghargaan berupa trofi dan hadiah uang tunai hingga puluhan juta rupiah.
Selain kontes utama, acara ini juga akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan pendukung, termasuk arak-arakan bandeng dan live cooking bersama King Abdi (Finalis Masterchef Indonesia). Yang tak kalah menarik, panitia telah menyiapkan 3.000 porsi bandeng gratis bagi para pengunjung yang hadir di sepanjang Jalan Basuki Rahmat.
Acara ini rencananya akan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Bupati/Wali Kota se-Jawa Timur, serta jajaran Forkopimda Kabupaten Gresik. Kehadiran mereka menunjukkan betapa pentingnya tradisi ini bagi masyarakat Gresik, sekaligus upaya pelestarian budaya lokal dan atensi bagi pengembangan sektor perikanan daerah.
Tradisi Pasar Bandeng Warisan Sunan Giri
Tradisi Pasar Bandeng di Kabupaten Gresik bukan sekadar pasar malam biasa. Lebih dari itu, ia adalah warisan budaya yang memiliki akar sejarah panjang, bermula sejak abad ke-15, pada masa penyebaran agama Islam oleh Sunan Giri.
Pada masa itu, para santri Sunan Giri yang berasal dari berbagai penjuru Nusantara, seperti Jawa, Ambon, Hitu, Makassar, Sumatera, Kalimantan, dan kepulauan lainnya, memiliki kebiasaan yang unik. Saat hendak mudik menjelang Lebaran, mereka selalu membawa oleh-oleh khas Gresik berupa ikan bandeng utuh atau makanan berbahan dasar bandeng. Kebiasaan ini secara tidak langsung membentuk sebuah pasar musiman yang kemudian dikenal sebagai Pasar Bandeng.
Seiring berjalannya waktu, Pasar Bandeng berkembang menjadi tradisi tahunan yang rutin diadakan menjelang Hari Raya Idulfitri. Biasanya, pasar ini diadakan pada malam ke-25 hingga malam akhir bulan Ramadhan. Lokasinya pun meluas, mencakup area sepanjang 3 kilometer, mulai dari Jalan Gubernur Suryo (depan Mall Ramayana) hingga Alun-Alun Gresik, termasuk Jalan Samanhudi, Jalan Hos Cokroaminoto, Jalan Raden Santri, dan Jalan Basuki Rahmat.
Salah satu daya tarik utama Pasar Bandeng adalah Kontes Bandeng Tradisional atau yang dikenal dengan Bandeng Kawak. Kontes ini menjadi panggung bagi para petani tambak bandeng di Gresik untuk memamerkan hasil budidaya mereka. Ikan bandeng dengan ukuran terbesar, berat, dan tanpa cacat fisik akan dinobatkan sebagai pemenang dan mendapatkan hadiah yang menggiurkan.
Misalnya, pada tahun 2015, seekor bandeng raksasa seberat 9 kg dari Mengare, Kecamatan Bungah, berhasil memenangkan kontes dan dibeli oleh Wakil Gubernur Jawa Timur dengan harga fantastis, Rp5 juta. Pada tahun 2022, rekor baru tercipta dengan pemenang bandeng seberat 18,04 kg dan panjang 192 cm.
Lebih dari sekedar kontes, Pasar Bandeng juga dimeriahkan dengan berbagai hiburan rakyat, bazar kuliner yang menggugah selera, dan pertunjukan seni budaya khas Gresik. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang transaksi jual beli, namun juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan melestarikan warisan budaya yang telah diwariskan sejak zaman Sunan Giri.
Pasar Bandeng Gresik terus menjadi magnet bagi masyarakat lokal maupun wisatawan, menjadikannya salah satu tradisi yang selalu dinantikan tahun setiapnya menjelang Idulfitri. Keunikan dan kekayaan budaya yang terkandung di dalamnya menjadikan Pasar Bandeng sebagai salah satu ikon budaya Kabupaten Gresik yang patut dilestarikan. (Didik Hendri Telisik Hati)