Penulis📰 Syafik Hoo/Telisik Hati
BN News.com – Sejumlah Pengurus Ranting NU (PRNU) Tebuwung Dukun Gresik serta ratusan anggotanya melaksanakan Ziarah Masyayikh Pendiri NU di Kota jombang Jawa Timur. Kegiatan tersebut adalah bagian awal program kepengurusan Ranting NU Tebuwung setelah beberapa bulan lalu dilantik untuk masa khidmah 2023-2027.
Ziarah Masyayikh merupakan bagian penting bagi semua kepengurusan NU di setiap jenjang atau tingkatan, hal ini bisa dijadikan rujukan dan nyambung sanad serta referensi bagi pengurus NU dengan pendiri NU.
Ziarah Masyayikh NU ini diawali dengan mengunjungi komplek makam KH Abdullah Faqih di langitan Widang Tuban kemudian dilanjutkan ke Jombang, yakni ke makam KH Wahab Hasbullah (Mbah Wahab) Tambakberas. Kemudian rombongan melanjutkan ke Makam KH. Bisri Syamsuri (Mbah Bisri) Denanyar Jombang dan di lanjutkan ke Makam Masyayikh Ponpes Darul Ulum Peterongan.
Rombongan kemudian melanjutkan ke Ponpes Tebuireng ke Komplek Makam KH. Moh Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim) dan silaturrahmi dengan Dzuhriyyah Pesantren Tebuireng Jombang. Kegiatan Silaturrahmi tersebut terpusat di Aula KH Yusuf Hasyim lantai 3 Ponpes Tebuireng.
KH. Suudi, S.Ag Pengurus Harian Santri dan Ubudiyah Santri Ponpes Tebuireng mengatakan, mewakili Dzuhriyyah Tebuireng memohon maaf kepada rombongan dari Ranting NU Tebuwung, karena hari ini Gus Kikin Pengasuh Pondok Tebuireng memimpin rapat Di PWNU Jatim dan ini tidak bisa ditinggalkan. “Sekali lagi ngapunten ingkang katah,” ucapnya.
Yai Suudi sapaan akrabnya menjelaskan, ketika Mbah Hasyim Asy’ari mendirikan Jamiyyah NU dan khususnya Pesantren Tebuireng, beliau memiliki amaliah yang salah satu mentirakati selama kurang lebih 3 tahun. Begitu pun saat beliau mendirikan organisasi NU beliau Sholat Istikharahm terlebih dahulu kemudian petunjuk itu disampaikan kepada Gurunya Syaikhona Kholil Bangkalan.
“Kiai dulu ketika ingin hidupnya lancar beliau mengamalkan doa. Rasulullah saat hijrah pada sujud terakhir membaca “Rabbi Adkhilni Mudkhala Shidqin Wa Akhrijni Mukhraja Shidqin Waj’al Limin Ladunka Shultonan Nashirah” di baca 3 kali,” ungkapnya.
Yai Suudi menyampaikan, santri boleh terbebas dari urusan politik kiainya. Tapi santri harus bisa berpolitik juga. Di Tebuireng sendiri Fenomena beda dalam pandangan berpolitik sangat terlihat contoh, ketika putrinya gus Dur Neng Yenny Wahid mengusung paslon nomor 03 pada Pilpres 2024, Gus Irfan Yusuf putra KH Yusuf Hasyim justru berbeda pandangan. Beliau memilih paslon nomor 02. Dan itu tidak ada selisih di antara keluarga. “Inilah hebatnya Tebuireng, menjadi rumah seluruh kalangan. Boleh mendekat, tapi belum tentu mengikat,” tandas Yai Suudi.
Sementara itu KH Lukman Hakim BA, Mudir Bidang Pembinaan Pondok Tebuireng menjelaskan, Insya Allah keikhlasan para pengurus NU, jauh lebih ikhlas ketika kepengurusan di tingkat ranting, ketika saat mengadakan kegiatan mereka berjuang dengan sungguh-sungguh memberikan urunan semampunya untuk kebutuhan organisasi.
“Tapi ketika kepengurusan NU sudah sampai di tingkat atas belum tentu,keikhlasan pun berbeda,” jelasnya.
Rois Syuriah Ranting NU Tebuwung KH Abd Muhshi mengucapkan terima kasih atas Harokah dan penuh semangat seluruh Pengurus NU Ranting Tebuwung dalam membersamai kebersamaan dalam menjalankan tahapan program ranting NU.
“Jelas kami butuh dukungan dan doa kepada Panjenengan sedoyo untuk terus semangat perkhidmatan di NU,” katanya.
“Harapannya, kerja sama dan kolaborasi antar anggota dan stakeholder yang lain ini sangat penting dalam penguatan NU di Tebuwung,” tutup Yai Muhshi yang juga Pengasuh Ponpes Alkarimi.
Usai Silaturrahmi dengan Dzuhriyyah Ponpes Tebuireng, rombongan Ranting NU Tebuwung melanjutkan Ziarah Waliyullah ke Makam Sayyid Sulaiman Betek Mojoagung dan diakhiri di Makam Jumadil Kubro Troloyo Mojokerto. Turut dalam kegiatan KH Moh Sholeh M.Ag Ketua Tanfidziyah MWC NU Dukun. (Syafik Hoo/Telisik Hati)